DHARMASRAYA – Proyek pengerasan jalan dan pembangunan drainase di Nagari Sinamar, Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya, menjadi sorotan masyarakat setempat. Proyek yang diduga menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Dharmasraya tahun 2024 ini menuai kritik tajam karena dinilai dikerjakan asal-asalan dan tanpa papan informasi proyek.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ditemukan sejumlah kejanggalan. Selain ketiadaan papan informasi, beberapa bagian drainase yang baru dibangun telah ambruk. Konstruksi yang terlihat tidak sesuai standar juga memunculkan keraguan terkait kualitas pengerjaan.
Masyarakat mengungkapkan bahwa pembangunan drainase tersebut tidak menggunakan lantai dasar maupun cetakan (mal) saat pemasangan batu. Adukan semen yang digunakan juga dianggap tidak memenuhi standar teknis. Padahal, spesifikasi teknis pembangunan drainase seharusnya mencakup lantai dasar dan mal untuk memastikan kekuatan serta daya tahan konstruksi.
“Ini bukan pembangunan drainase, melainkan hanya penumpukan batu oleh pihak kontraktor. Sangat disayangkan karena ini menggunakan uang rakyat,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, pada Jumat (20/12/2024).
Ia menambahkan bahwa drainase yang tidak sesuai spesifikasi dikhawatirkan akan cepat rusak dan menimbulkan masalah baru seperti penyumbatan.
“Dengan kondisi seperti ini, drainase ini tidak akan bertahan lama. Pasti akan cepat rusak dan kembali menjadi masalah,” ungkapnya.
Masyarakat mendesak pihak berwenang untuk segera melakukan investigasi atas dugaan penyimpangan dalam proyek ini. Mereka juga meminta perbaikan segera agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
“Kami berharap proyek ini diperbaiki sesuai spesifikasi. Selain itu, pihak berwenang harus bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam dugaan penyimpangan ini,” tegasnya.
Wali Nagari Sinamar, Dedi Irawan, ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, membenarkan bahwa proyek tersebut berasal dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Dharmasraya.
“Kalau tidak salah, kontraktornya dari Kali Dareh, pengurusnya bernama Asep,” ujarnya.
Terkait kualitas pengerjaan drainase yang buruk, Dedi mengakui bahwa kondisi tanah di lokasi sering longsor karena merupakan tanah timbunan yang mudah runtuh.
Namun, hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas PUPR Dharmasraya belum memberikan tanggapan, meskipun telah dihubungi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.