ASAHAN – Berawal dari Pemilu serentak di seluruh wilayah Indonesia beberapa minggu lalu tepatnya tang 14 februari 2024 hingga kini, Minggu (25/2/2024) karyawan BBH (Bartle Bogle Hegarty) tidak bisa menarik uang hasil kerja mereka.
Nur firman salah satu leader BBH Asahan mengatakan kepada awak media, alasan BBH kepada karyawan tidak dapat menarik uang karena adanya kegiatan Pemilu, akan tetapi Pemilu sudah selesai, namun karyawan BBH tetap saya tidak bisa menarik dana mereka.
“Pemilu kan sudah selesai, mengapa kami tidak bisa menarik uang juga di BBH, makanya kami mulai curiga kepada BBH,” ucap Nur Firman kepada hariandaerah.com, Minggu (25/2/2024).
Melihat kondisi ini, Nur firman lalu menghubungi Asisten Manager Eveva, namun dengan entengnya menjawab, bahwan sekarang database BBH sedang diserang hacker sehingga perlu biaya tambahan untuk bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), biaya pun bervariasi tergantung VIPnya.
Info dari pihak BBH, data akun kerja langsung dipulihkan dan resmi memulai pengawasan penuh oleh Badan Keamanan Siber Nasional Indonesia (BSSN) V1 perlu membayar biaya peraturan Rp100.000, V2 Rp260.000, V3 Rp750.000, V4 Rp1.890.000, V5 Rp5.710.000, V6 Rp15.000.000, V7 Rp20.000.000 dan V8 Rp25.000.000, sedangkan mitra kota perlu membayar biaya pengawasan Rp30.000.000.
Sementara, Seorang pengamat Investasi seluruh Indonesia, Budi Zasman mengatakan, bahwa BBH adalah investasi bodong yang cara kerjanya tak jauh beda dengan scam atau ponzi yang sedang menunjukkan gejala-gejala tandanya hilang server.
Budi juga menghimbau bagi masyarakat agar hendaknya lebih berhati-hati dalam berinvestasi, selidiki dengan jelas keabsahannya.
“Karena ini sudah menyangkut orang banyak, dan tidak sedikit materi yang dikeluarkan,” terangnya.