Iklan Diskopukm Aceh
Iklan Diskopukm Aceh
Polri  

PWI Aceh Dukung Penegakan Hukum Kolaboratif Polri untuk Tangani TPPM Pengungsi Luar Negeri

Aceh
PWI Aceh dan Lembaga Lain Dukung Penegakan Hukum Kolaboratif Polri dalam Penanganan TPPM Pengungsi Luar Negeri. (Foto: Humas Polda Aceh).

BANDA ACEHPersatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, bersama beberapa lembaga lainnya, mendukung komitmen bersama terkait strategi penegakan hukum kolaboratif Polri dalam menangani dugaan tindak pidana penyelundupan manusia (TPPM) yang berkaitan dengan kedatangan pengungsi luar negeri.

Komitmen tersebut ditandatangani oleh pimpinan masing-masing lembaga dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang dipimpin oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Aceh, Kombes Pol Ade Harianto, SH., MH, di Aula Machdum Sakti Mapolda Aceh, Rabu (16/10/2024).

Kombes Ade Harianto adalah peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat 1 Angkatan LXI Tahun 2024 yang sedang mengimplementasikan proyek perubahan mengenai strategi penegakan hukum kolaboratif Polri dalam menangani dugaan TPPM terkait kedatangan pengungsi luar negeri.

BACA JUGA:  Pemerintah Aceh Ingatkan Perusahaan Tambang: Aktifkan Operasional atau Sanksi Izin Dicabut

Kegiatan ini dipandu oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. M. Gaussyah, SH., MH.

Lembaga yang menandatangani komitmen bersama tersebut meliputi Bidang Hukum Polda Aceh, Kesbangpol Aceh, Kantor Imigrasi Kelas I Banda Aceh, Fakultas Hukum (USK), Majelis Adat Aceh, PWI Aceh, IOM Indonesia, dan UNHCR Indonesia.

BACA JUGA:  Kapolda Aceh Buka Rakernis Fungsi Reserse

Sebelum penandatanganan, masing-masing lembaga menyampaikan pandangannya mengenai berbagai isu TPPM yang muncul seiring kedatangan pengungsi luar negeri ke Aceh, termasuk etnik Rohingya.

Berdasarkan berbagai persoalan di lapangan, semua lembaga sepakat untuk mendukung proyek perubahan kolaboratif yang digagas oleh Kombes Pol Ade Harianto.

Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin, menyoroti bahwa penanganan pengungsi luar negeri selama ini cenderung terfragmentasi antara pihak-pihak terkait. Hal ini menyebabkan ketidakjelasan bagi masyarakat saat menghadapi masalah di lapangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Minta izin dulu ke hariandaerah.com