KOTA LANGSA – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution MA. memberikan apresiasi atas kinerja Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Selasa (21/01/2025).
Keberhasilan Menteri Agama RI ini dinilai sukses menciptakan perubahan positif selama 100 hari pertama pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rangkabuming.
Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution MA menyampaikan bahwa Menteri Agama berhasil meraih peringkat pertama dalam kategori rapor hijau. Ini menunjukkan kualitas kinerja yang luar biasa berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Keberhasilan Kementerian Agama diukur berdasarkan sepuluh indikator utama, yakni komunikasi (30,45%), integritas (21,61%), kepemimpinan (19,43%), pelayanan publik (10,26%), etos kerja (5,47%), program kerja (4,37%), anti korupsi (3,36%), inovasi (2,52%), independensi (1,68%) dan responsibilitas (0,84%).
Rektor IAIN Langsa menjelaskan, bahwa penilaian tersebut selaras dengan hasil survei yang dirilis oleh Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) pada 16 Januari 2025. Survei bertajuk “100 Hari Kerja: Performa Kinerja Pemerintah dan Dinamika Sosial-Politik Nasional”.
Kementerian Agama RI menduduki posisi kedua dalam performa kementerian dengan skor kinerja optimal sebesar 23,63%, di bawah Kementerian Sosial yang meraih 29,91%.
Profesor Ismail Fahmil melanjutkan, dalam masa jabatan tiga bulan, Menteri Agama meluncurkan berbagai program unggulan, seperti kerja sama dengan Komisi VIII DPR-RI untuk menurunkan biaya perjalanan haji sebagai solusi atas kebutuhan masyarakat.
Selain itu juga, menggagas Pendidikan Berbasis Toleransi, yang bertujuan memperkuat harmoni sosial dan kerukunan antarumat beragama.
“Kemudian, di sektor pendidikan tinggi, transformasi STAIN menjadi IAIN dan IAIN menjadi UIN menjadi salah satu agenda prioritas strategis untuk meningkatkan daya saing Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN),” sebutnya.
Ia mengatakan, kebijakan penguatan moderasi beragama yang dicanangkan Menteri Agama merupakan langkah yang sangat relevan dalam menjaga harmoni keberagaman bangsa, “karena Agama harus menjadi sumber kedamaian, bukan alat pemecah belah,” tegasnya.
Ismail Fahmi menambahkan, atas capaian itulah ia mengapresiasi komitmen Menteri Agama terhadap reformasi birokrasi yang membawa dampak positif. Langkah-langkah seperti menolak gratifikasi, mendorong sistem merit, serta memperkuat pelayanan publik menunjukkan kepemimpinan yang transparan dan berintegritas.
Tidak lupa diingatkan bahwa tantangan ke depan masih besar. Program-program yang telah dirintis diharapkan dapat dilanjutkan untuk memberikan manfaat nyata yang berkelanjutan bagi masyarakat. “Capaian dalam 100 hari ini harus menjadi momentum untuk inovasi yang lebih besar dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung langkah-langkah strategis Menteri Agama.
“Saya optimistis, dengan kepemimpinan yang visioner dan solid, Kementerian Agama akan terus menjadi pelopor dalam menciptakan Indonesia yang damai, harmonis, dan religius,” ungkap Profesor Ismail Fahmi.