JANTHO – Dalam upaya menekan angka stunting di Kabupaten Aceh Besar, PJ Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswato, S. STP, MM, mendukung program yang bersifat memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat Aceh Besar tentang bahayanya Stunting dan cara mengatasinya.
Salah satu program yang sangat didukung oleh PJ Bupati Aceh Besar adalah Program Profesor Berkarya yang merupakan bagian dari upaya Universitas Syiah Kuala (USK) dalam penanganan stunting di Kabupaten Aceh Besar, dan merupakan bagian dari Penelitian Profesor Berkarya.
Program ini mengoptimalkan kepakaran para professor untuk mengatasi permasalahan stunting di Gampong Lamtanjong khususnya, dan diharapkan dapat berdampak langsung bagi masyarakat Aceh Besar.
Iswanto juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting.
“Penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, dibutuhkan juga peran dari berbagai pihak lainnya,” kata Rektor USK, Senin (18/12/2023).
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, juga menekankan pentingnya sinergi dalam upaya penurunan stunting.
“Selama ini USK telah bersinergi dengan berbagai pihak dalam melaksanakan lima pilar percepatan penurunan stunting di Aceh, bahkan USK juga telah mengambil peran aktif dengan membentuk Konsorsium Perguruan Tinggi Aceh untuk percepatan penurunan stunting,” ungkapnya.
USK juga telah membentuk Tim Ahli penanggulangan Stunting yang terdiri dari dokter spesialis anak (SpA), dokter spesialis kandungan (SpOG), dokter spesialis gizi klinik (SpGK), dokter spesialis kedokteran keluarga layanan primer (SpKKLP) dan ahli Kesehatan masyarakat (Public Health).
“Tim Ahli ini telah berkontribusi dan bersinergi dengan pemerintah pusat dan pemerintah pemerintah daerah dalam program-program penurunan prevalensi stunting di Aceh,” tambah Marwan.
Selain itu, USK juga telah berkomitmen terhadap pencegahan stunting di Aceh dengan memasukan tema stunting dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
“Program KKN tematik yang dilaksanakan USK telah bersinergi dengan Program Mahasiswa Penting (Peduli Stunting) yang dijalankan oleh BKKBN, seperti hari ini yang kita lakukan di Gampong Lamtanjong ini,” jelas Marwan.
Marwan juga menekankan bahwa pencegahan stunting harus dilakukan secara bertahap, mulai dari bayi hingga dewasa.
“Stunting itu harus dicegah secara bertahap, dan dimulai sejak baru lahir hingga dewasa, kalau bisa sampai tua,” tuturnya.
Ketua panitia kegiatan, Prof. Dr. drh. Muhammad Hambal, yang juga Direktur Direktorat Sumber Daya dan juga ketua Laboratorium Parasitologi, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari penelitian program profesor berkarya dalam rangka penanganan stunting di Aceh secara umum dan Aceh Besar secara khusus.
“Ada banyak hal yang bisa kita lakukan secara bersama untuk mengatasi stunting ini, Insya Allah bersama USK, tentu masalah ini dapat lebih mudah kita atasi,” harap Iswanto.
Kolaborasi ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan dan edukasi dalam upaya pencegahan stunting. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga masyarakat, diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di Aceh Besar.
Pentingnya edukasi juga ditekankan dalam program ini. Dengan melibatkan mahasiswa dalam program KKN tematik dan Program Mahasiswa Penting (Peduli Stunting), diharapkan pengetahuan tentang pencegahan stunting dapat menyebar lebih luas di masyarakat.
Selain itu, dukungan dari berbagai pihak juga sangat penting dalam upaya ini. Dukungan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta dari institusi pendidikan seperti USK, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program ini.
Kegiatan ini juga menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Dengan berfokus pada edukasi dan dukungan, program ini menunjukkan bahwa penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi merupakan upaya bersama yang memerlukan partisipasi dan dedikasi dari semua pihak.
Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, menekankan bahwa pencegahan stunting bukan hanya tentang penanganan medis, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang peduli dan mendukung. “Harus ada keterlibatan semua unsur agar tercapainya program ini,” ujarnya.
Kedua pemimpin ini menunjukkan bahwa penanganan stunting bukan hanya tentang penanganan medis, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang peduli dan mendukung. Dengan pendekatan ini, diharapkan angka stunting di Aceh Besar dapat terus menurun, dan anak-anak di Aceh Besar dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan penuh potensi.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan kasus stunting di Aceh Besar dapat tertangani. “Ada banyak hal yang bisa kita lakukan secara bersama untuk mengatasi stunting ini, Insya Allah bersama USK, tentu masalah ini dapat lebih mudah kita atasi,” harap Iswanto.
Dengan adanya dukungan dan edukasi yang tepat, diharapkan angka stunting di Aceh Besar dapat terus menurun. Ini bukan hanya tentang penurunan angka, tetapi juga tentang peningkatan kualitas hidup anak-anak di Aceh Besar. Karena setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat.
Dalam upaya ini, setiap pihak memiliki peran penting. Mulai dari pemerintah yang menyediakan kebijakan dan dukungan, akademisi yang memberikan pengetahuan dan keahlian, hingga masyarakat yang berperan aktif dalam mencegah stunting. Semua elemen ini harus bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama: mencegah stunting dan memastikan masa depan yang lebih baik untuk anak-anak di Aceh Besar (ADV).