TAPAKTUAN – Dalam upaya serius untuk menangani masalah stunting yang telah menjadi perhatian global, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Kabupaten Aceh Selatan telah mengambil langkah proaktif, dengan mengadakan pertemuan khusus yang diberi nama ‘rembuk stunting‘ di Gampong Siurai Urai dan Koto Indarung Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten setempat.
Kegiatan ini bukan hanya sekedar pertemuan biasa, melainkan sebuah forum diskusi yang dihadiri oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam penanganan stunting. Acara ini dibuka langsung oleh Kepala DPMG Kabupaten Aceh Selatan Hj. Agustinur, SH. Hadir juga dalam acara tersebut adalah Muspika Kluet Tengah, Pendamping Kecamatan/ Pendamping Desa, dan Dokter.
Sebagai Kepala DPMG Kabupaten Aceh Selatan, Hj. Agustinur, SH, menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi antara DPMG Aceh Selatan dengan Pemerintah Kecamatan dan Gampong. Menurutnya, peran aktif dari pemerintah Kecamatan dan Gampong sangat diperlukan dalam upaya penurunan stunting, Senin (18/12/2023).
Agustinur menjelaskan bahwa penurunan angka stunting dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan memastikan pemberian makanan atau asupan gizi yang baik dan berkualitas di setiap gampong. Selain itu, tindakan preventif juga perlu dilakukan, mulai dari masa kehamilan hingga masa pertumbuhan anak.
“Dengan kerjasama dan keseriusan seluruh Pemerintah Kecamatan dan Gampong diharapkan angka stunting dapat menurun di Aceh Selatan.” Ujarnya dengan penuh harapan.
Sementara itu, Camat Kluet Tengah Burhanuddin S.IP juga menyampaikan harapannya. Ia berharap kepada seluruh pihak terkait di Kecamatan Kluet Tengah untuk sama-sama membangun strategi, kerjasama dan keseriusan untuk penurunan angka stunting.
“Kita berharap kerjasama seluruh perangkat Gampong, semoga Kecamatan Kluet Tengah bebas dari Stunting dan Gizi buruk di tahun 2024,” ungkapnya.
Stunting adalah masalah yang serius dan mempengaruhi banyakaspek kehidupan anak, termasuk kesehatan fisik dan mental mereka. Oleh karena itu, upaya penurunan angka stunting ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat.
Burhanuddin, menambahkan bahwa penurunan angka stunting bukan hanya soal memberikan asupan gizi yang cukup, tetapi juga memastikan bahwa anak-anak mendapatkan akses ke pendidikan yang baik. “Pendidikan adalah kunci untuk memutus siklus stunting,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas tentang pentingnya peran orang tua dalam penurunan angka stunting. Orang tua perlu diberi pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Selain itu, peran masyarakat juga sangat penting. Masyarakat perlu diberdayakan untuk memahami dan mengenali tanda-tanda stunting, serta tahu bagaimana cara mencegah dan menanganinya.
Dalam pertemuan tersebut, Hj. Agustinur, SH juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. “Kita perlu bekerja sama, bukan hanya sebagai pemerintah dan masyarakat, tetapi sebagai satu tim yang memiliki tujuan yang sama, yaitu menurunkan angka stunting,” katanya.
Pertemuan tersebut berakhir dengan komitmen kuat dari semua pihak untuk bekerja sama dalam upaya penurunan angka stunting. Semua pihak sepakat bahwa penurunan angka stunting adalah prioritas utama dan memerlukan kerjasama dan komitmen dari semua pihak.
Dengan pertemuan ini, diharapkan dapat menjadi titik awal dari perubahan positif dalam penanganan stunting di Aceh Selatan. Semoga dengan kerjasama dan komitmen yang kuat dari semua pihak, Aceh Selatan dapat bebas dari stunting dan gizi buruk di tahun 2024.
“Kita semua memiliki peran dalam penurunan angka stunting. Mari kita bekerja sama dan berkomitmen untuk mencapai tujuan ini. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita,” ungkap Agustinur.
Selain itu, DPMG juga mengajak partisipasi aktif dari masyarakat dalam menangani masalah stunting. Mereka berharap masyarakat dapat menjadi agen perubahan dengan menyebarkan informasi tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat kepada keluarga dan tetangga. DPMG juga berencana untuk melibatkan organisasi masyarakat, seperti Karang Taruna dan PKK, dalam kegiatan penurunan angka stunting.
Selain harapan dari DPMG, Camat Kluet Tengah juga memiliki harapan yang sama. Ia berharap seluruh perangkat Gampong dan masyarakat di Kecamatan Kluet Tengah dapat bersatu dalam membangun strategi yang efektif untuk menurunkan angka stunting. Camat juga berharap agar Kecamatan Kluet Tengah dapat menjadi contoh bagi kecamatan lainnya dalam penanganan stunting dan gizi buruk.
Penyebab stunting sendiri dapat bervariasi. Salah satunya adalah kurangnya asupan gizi yang seimbang pada masa kehamilan. Ibu hamil yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dapat berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan pertumbuhan yang terhambat. Selain itu, pola makan yang tidak sehat dan tidak seimbang pada masa pertumbuhan anak juga dapat menyebabkan stunting.
Faktor lain yang dapat menyebabkan stunting adalah kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat juga dapat menjadi faktor penyebab stunting.
Dalam penanganan stunting, pendekatan yang holistik diperlukan. Selain memberikan asupan gizi yang cukup, perlu juga dilakukan pendekatan yang melibatkan pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya kerjasama dan keseriusan semua pihak, diharapkan angka stunting dapat terus menurun dan anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dan optimal.
DPMG dan Camat Kluet Tengah berharap agar upaya penurunan angka stunting ini tidak hanya dilakukan dalam jangka pendek, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pembangunan berkelanjutan. Mereka berharap agar penurunan angka stunting dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan di Kabupaten Aceh Selatan.