DELI SERDANG – Kebanggaan tengah dirasakan oleh pasangan ganda putri bulutangkis asal Aceh, Mutia Dita Ainul Baroroh dan Rista Berlian Maharani. Untuk kali pertama dalam karier mereka, medali PON berhasil diraih—meskipun bukan medali emas, medali perunggu yang mereka capai terasa sangat berharga.
Mutia dan Rista merasa bahagia bisa menembus semifinal dan meraih perunggu, meski gagal mencapai final setelah kalah dari unggulan kedua asal Jawa Tengah, Bernadine Anindya Wardana/Velisha Christina, di GOR PBSI Sumut, Rabu (18/9/2024).
“Bangga banget. Ini sepertinya kali kedua kami bikin sejarah. Pertama di Kejurnas Jakarta 2023, kami dapat perunggu, dan sekarang Aceh dapat perunggu di PON,” ungkap Mutia sepeti dikutip dari laman pon2024.id, Kamis (19/9/2024).
Pada kesempat tersebut, Mutia berharap akan ada penerus dari Aceh yang mampu melampaui prestasinya. Dia menyatakan bahwa turnamen ini adalah yang terakhir baginya sebelum gantung raket.
“Harapannya untuk adik-adik di Aceh, semoga ada yang termotivasi dan siap bertarung di tingkat nasional. Mereka harus keluar dari Aceh untuk menimba ilmu,” tambahnya.
Sementara pelatih bulutangkis Aceh, Fadhlul Hadi, mengakui bahwa perunggu ini merupakan pencapaian terbaik bagi provinsinya, mengingat dominasi tim Jawa dalam bulutangkis.
“Jika ditanya puas, ya tidak sepenuhnya, tapi ini yang terbaik untuk Aceh. Kami adalah satu-satunya provinsi dari luar Jawa yang mencapai semifinal. Alhamdulillah, ini pencapaian baik untuk Aceh,” katanya.
Fadhlul juga mencatat bahwa permainan Mutia dan Rista masih bisa bersaing dengan pasangan Jateng, meskipun mereka akhirnya kehilangan fokus dan mengalami blunder di akhir pertandingan.