BANDA ACEH – Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han)., memimpin langsung Sidang Panitia Penentu Akhir (Pantukhir) Calon Taruna (Catar) Akademi TNI Panitia Seleksi Daerah (Panselida) Aceh Tahun Anggaran 2025. Sidang berlangsung di Aula Yudha Malahayati, Makodam IM, Rabu (25/6/2025).
Pantukhir merupakan forum seleksi tertinggi di tingkat daerah dan menjadi penentu akhir bagi calon taruna yang akan melanjutkan ke seleksi integratif tingkat pusat di Akademi Militer Magelang. Sidang ini dihadiri oleh unsur pimpinan dari tiga matra TNI bersama tim penguji terpadu, mencerminkan sinergi antarinstansi dalam proses rekrutmen calon perwira TNI dari Aceh.
Dari total 249 pendaftar, sebanyak 72 calon dinyatakan lolos hingga tahap Pantukhir setelah melalui serangkaian tahapan ketat, mulai dari seleksi administrasi, tes kemampuan dasar, pemeriksaan kesehatan, uji jasmani, psikologi, hingga verifikasi mental-ideologi. Hanya kandidat terbaik dari tahap ini yang akan mewakili Aceh ke seleksi pusat.
Sidang dipimpin langsung oleh Pangdam IM sebagai Ketua, didampingi Mayor Laut (E) Aries Budi Utomo, perwakilan Danlanal Sabang sebagai Wakil Ketua I, dan Danlanud Sultan Iskandar Muda, Kolonel Pnb Hantarno Edi Sasmoyo, M.Han., sebagai Wakil Ketua II. Irdam IM bertindak sebagai pengawas, sementara tim dari bidang administrasi, kesehatan, jasmani, dan pengamanan turut memastikan proses seleksi berjalan objektif dan akuntabel.
Dalam amanatnya, Mayjen TNI Niko Fahrizal menegaskan bahwa Sidang Pantukhir bukan sekadar rutinitas seleksi, melainkan langkah strategis dalam menyiapkan calon-calon pemimpin TNI masa depan.
“Proses ini adalah investasi jangka panjang. Para calon taruna yang lolos hari ini akan menjadi pemimpin bangsa esok hari. Karena itu, setiap keputusan harus bersih dari intervensi dan bebas dari kepentingan,” tegasnya.
Ia juga menginstruksikan seluruh panitia untuk menjunjung tinggi integritas dan menghindari segala bentuk penyimpangan, termasuk kebocoran data hasil seleksi dan praktik suap-menyuap.
“Setiap tim wajib menyusun berita acara sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pengawasan internal harus berjalan ketat. Sekecil apa pun pelanggaran akan merusak kredibilitas institusi dan proses regenerasi prajurit yang profesional,” ujarnya.
Sidang Pantukhir Daerah ini menandai puncak dari rangkaian seleksi Catar TNI di wilayah Aceh, sekaligus menunjukkan komitmen TNI dalam menjaga kualitas, transparansi, dan objektivitas dalam proses rekrutmen calon perwira.















