SINGAPURA – Prof. Adjunct Dr. Marniati MKes, putri terbaik Aceh sekaligus wanita pertama dari Aceh yang menerima penghargaan bergengsi Anugerah Temenggong Tun Hasan, pada Konferensi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke-22. Acara ini berlangsung di Hotel Furama City Center, Singapura, pada 27 hingga 30 Oktober 2024, dan menjadi momen istimewa untuk memberikan penghormatan atas kiprahnya di kancah internasional.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Presiden DMDI, TYT Tun Seri Setia Dr. H. Mohd Ali bin Mohd Rustam. Dalam sambutannya, Tun Seri Setia Dr. H. Mohd Ali menyampaikan bahwa Anugerah Temenggong Tun Hasan diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pengembangan budaya Melayu serta memiliki komitmen dalam mempererat jaringan antarbangsa. Penghargaan ini juga melambangkan jasa seorang panglima terhormat pada era Kerajaan Melaka, mencerminkan dedikasi dan kontribusi besar penerimanya.
Menariknya, meski bukan berasal dari kalangan Melayu, Prof. Adjunct Dr. Marniati tetap diakui atas komitmen dan peran aktifnya dalam mendukung hubungan antarbangsa, serta kepeduliannya terhadap budaya Melayu dan Islam.
Penyerahan penghargaan itu juga disaksikan oleh mantan Presiden Singapura, Halimah Yacob, yang merupakan satu-satunya presiden wanita negara tersebut.
Anugerah Temenggong Tun Hasan ini menjadi bukti dedikasi Prof. Adjunct Dr. Marniati dalam mendukung kemajuan dunia Islam dan budaya Melayu antarbangsa, serta pelestarian kesenian Aceh di kancah internasional. Prof. Marniati yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Ubudiyah dan Rektor Universitas Deztron Indonesia (UDI) adalah sosok panutan di berbagai bidang, termasuk pendidikan, sosial, bisnis, dan politik. Ia diakui sebagai tokoh yang memberikan kontribusi besar bagi generasi muda Aceh dan Indonesia.
