BANDA ACEH – Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ulee Kareng di Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, sedang melakukan upaya yang signifikan dalam mencegah dan menangani masalah Stunting melalui program edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh anak yang tepat kepada masyarakat.
Kepala Puskesmas Ulee Kareng, Malahayati, SKM, MPH, menjelaskan bahwa edukasi tentang gizi seimbang sangat penting untuk membantu masyarakat memahami betapa krusialnya asupan gizi yang tepat bagi anak-anak dan balita. Melalui pemahaman ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peka terhadap bahaya stunting yang dapat terjadi pada anak-anak jika gizi yang diperlukan tidak terpenuhi.
Malahayati menekankan bahwa stunting dapat disebabkan oleh kekurangan gizi atau pola makan yang tidak seimbang, serta kurangnya perhatian dari orang tua terhadap kesehatan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan dan nutrisi anak-anak mereka.
Dalam upaya mencegah stunting, Puskesmas Ulee Kareng menjalin kerjasama dengan berbagai sektor, termasuk pemerintah desa. Data mengenai kasus stunting di setiap desa disampaikan kepada kepala desa, sehingga mereka dapat mengalokasikan dana desa untuk memberikan pelayanan makanan tambahan (PMT) kepada anak-anak yang mengalami masalah gizi. Kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat memperkuat upaya pencegahan stunting di wilayah tersebut.
Kepala Puskesmas Ulee Kareng berharap bahwa melalui program edukasi dan sosialisasi ini, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang tepat dalam mencegah stunting. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan orang tua dapat memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan anak mereka dan mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan.
“Kami berharap bahwa melalui upaya edukasi ini, orang tua dapat memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan anak mereka dan mencegah terjadinya stunting,” kata Malahayati hariandaerah.com, pada Senin (18/12/2023).
“Pencegahan stunting adalah fokus utama pemerintah saat ini, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan masyarakat. Kami berharap media terus mendukung upaya kami dalam memberikan edukasi kepada masyarakat,” tambahnya.
Selain program edukasi, Puskesmas Ulee Kareng juga memberikan konseling kepada ibu-ibu yang memiliki anak yang mengalami stunting saat mengikuti kegiatan posyandu. Konseling ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan informasi yang dibutuhkan oleh ibu-ibu dalam mengatasi masalah stunting yang dihadapi.
Malahayati berharap semakin banyak pihak yang terlibat dalam edukasi masyarakat, semakin baik hasil yang dapat dicapai dalam pencegahan stunting. Dengan kerjasama lintas sektor dan partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan perubahan positif dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat tercapai.
Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah stunting. Oleh karena itu, perlu ada upaya lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai masalah ini. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama, yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Hal ini ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih rendah dari standar usianya.
Puskesmas Ulee Kareng telah menetapkan fokus utama pada memberikan edukasi mengenai pencegahan stunting kepada masyarakat. Upaya ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
“Kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan stunting pada anak. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, seperti perbaikan pola makan, pola asuh, sanitasi yang baik, akses air bersih, dan pemantauan tumbuh kembang anak,” kata Kepala Puskesmas.
Dalam upaya pencegahan stunting, rendahnya akses terhadap makanan yang bergizi menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi. Oleh karena itu, petugas Puskesmas memberikan intervensi dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai makanan yang bergizi dan pentingnya pola makan yang seimbang.
“Perbaikan terhadap masalah stunting harus dilakukan sebelum anak berusia dua tahun. Anak perlu mendapatkan asupan gizi dan protein yang cukup pada usia tersebut. Selain itu, pencegahan stunting juga harus dilakukan dengan memberikan imunisasi dasar untuk menjaga imunitas tubuh anak,” ujarnya.
Ia menyarankan agar para ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka selama enam bulan. ASI eksklusif merupakan salah satu langkah penting dalam pencegahan stunting, karena ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
“Terkadang, para ibu terjebak dengan pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan ASI secara maksimal kepada anak mereka. Padahal, anak tersebut masih dalam masa menyusui, tetapi berat badannya tidak naik. Hal ini disebabkan oleh pemberian ASI yang tidak optimal,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah stunting, Puskesmas Ulee Kareng telah mengimplementasikan dua program, yaitu Rumah Gizi Gampong (RGG) yang merupakan pilot project dari Provinsi di Gampong Tampok Blang, serta Dapur Sehat Stunting (Dasat) yang merupakan program dari Keluarga Berencana (KB) di Gampong Luthu Laweu dan Gampong Seumereng.
Rumah Gizi Gampong (RGG) merupakan tempat yang disediakan oleh pemerintah desa untuk memberikan pemantauan dan pendampingan gizi kepada anak-anak yang berisiko mengalami stunting. Di RGG, anak-anak dan ibu-ibu dapat mendapatkan pemeriksaan kesehatan, konseling gizi, serta makanan tambahan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sementara itu, Dapur Sehat Stunting (Dasat) adalah program yang fokus pada penyediaan makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak yang berisiko mengalami stunting. Program ini dilaksanakan di dua gampong dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya makanan sehat dalam pencegahan stunting.
“Kedepannya, kami akan melaksanakan pelatihan kepada ibu-ibu di Gampong Tampok Blang, Luthu Laweu, dan Seumereng tentang cara memasak makanan sehat dan bergizi. Hal ini bertujuan agar mereka dapat menyediakan makanan yang seimbang dan bergizi untuk anak-anak mereka,” ungkap Malahayati.
Selain program-program tersebut, Puskesmas Ulee Kareng juga terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap upaya pencegahan stunting yang telah dilakukan. Mereka berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan edukasi kepada masyarakat guna mengurangi angka stunting di wilayah tersebut.
“Kami berharap kerjasama dan dukungan semua pihak dalam upaya pencegahan stunting. Stunting bukan hanya tanggung jawab Puskesmas, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat,” tandas Malahayati.
Dalam menghadapi masalah stunting, kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat sangatlah penting. Setiap individu memiliki peran yang dapat dilakukan, baik sebagai orang tua, tetangga, atau anggota masyarakat. Dengan saling mendukung dan bekerja sama, kita dapat menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai stunting, Puskesmas Ulee Kareng juga akan terus bekerja sama dengan media massa dalam menyebarkan informasi yang relevan dan edukatif. Melalui artikel, liputan, dan program kesehatan yang disiarkan, diharapkan pesan-pesan mengenai pencegahan stunting dapat sampai ke seluruh lapisan masyarakat.
Pencegahan stunting merupakan upaya jangka panjang yang membutuhkan komitmen dan kerjasama semua pihak. Melalui edukasi, pelayanan kesehatan, dan perubahan perilaku, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Munawar, Sp. OG (K) melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kemas)Dinas Kesehatan Aceh, dr. Sulasmi, MHSM, mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Aceh fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang manfaat kesehatan dari konsumsi protein hewani dalam upaya menangani stunting.
Sulasmi menambahkan bahwa percepatan penurunan stunting merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional dan juga prioritas bagi Pemerintah Aceh. Dia menekankan bahwa stunting adalah masalah kesehatan yang serius dan dapat berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dinkes Aceh berupaya memberikan informasi yang lebih luas dan mendalam tentang pentingnya asupan protein hewani dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak melalui serangkaian program edukasi.