JANTHO – Dalam suasana penuh haru pada Senin, 14 Oktober 2024, Bu Nurmala, seorang pensiunan guru SD Negeri Aneuk Batee, meski sudah uzur, berusaha hadir di tengah kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar, Musannif Bersama Sanusi (MBS).
Acara peusijuk posko pemenangan MBS di Lampaseh Krueng, Montasik, menjadi momen nostalgia yang tak terlupakan ketika Bu Nurmala bertemu kembali dengan salah satu murid cerdasnya, Sanusi Hasyim, yang kini mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Aceh Besar periode 2025-2029.
Dengan mengenakan hijab hijau bermotif bunga dan pakaian hitam, Bu Nurmala disambut hangat oleh Sanusi. Di hadapan para pendukung, Sanusi dengan penuh hormat bertanya kepada gurunya.
“Bagaimana Bu, apakah murid ibu ini masih seperti dulu?,” tanya Sanusi.
Senyuman hangat menghiasi wajah Bu Nurmala. “Sanusi ini sejak kecil sudah pintar dan cerdas,” ujarnya, yang langsung disambut dengan tepuk tangan riuh dari para hadirin.
Sanusi, yang lahir di Desa Aneuk Batee, Sibreh, Aceh Besar pada 9 November 1967, dikenal sebagai siswa yang berprestasi di SD Aneuk Batee Sibreh sebelum melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 3 Banda Aceh dan SMA Negeri 3 Banda Aceh.
Ia meraih gelar S1 dari Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala dan S2 dari Universitas Sumatera Utara, serta meniti karier sukses di bidang teknik dan manajemen, termasuk sebagai General Manager di PT Waskita Beton Precast Tbk.
Pertemuan tersebut bukan sekadar nostalgia, tetapi juga penegasan dari Bu Nurmala tentang kecerdasan Sanusi sejak kecil, sekaligus restu yang diberikan sang guru untuk Sanusi mengemban amanah sebagai pemimpin di Aceh Besar.
Montasik di Hati, Warkop Mounteskupi sebagai Bukti
Dalam kampanye itu, Sanusi Hasyim menegaskan kecintaannya kepada tanah kelahirannya.
“Montasik selalu ada di hati saya. Nama Warung Kopi ‘MountesKupi Cafe’ adalah salah satu cara saya membawa nama baik kampung halaman ke kancah nasional,” ujarnya penuh kebanggaan.
Warkop MountesKupi Cafe, yang didirikan Sanusi di Jakarta, menjadi simbol kebanggaannya terhadap kampung halaman dan identitas kulturalnya. Tempat ini bukan sekadar kedai kopi, tetapi juga menjadi ruang bagi para perantau asal Aceh, khususnya dari Montasik, Sibreh, Aceh Besar, dan Banda Aceh, untuk berkumpul, berbagi cerita, serta menjaga tradisi Aceh di tanah rantau.
Sanusi menambahkan, meskipun Montasik menjadi basis calon lain dalam Pemilihan Bupati Aceh Besar 2024, ia optimistis masyarakat akan melihat kesungguhan dan kecintaannya dalam membangun kampung halamannya. Dukungan luas dari berbagai kalangan, termasuk ulama, pengusaha, akademisi, hingga masyarakat akar rumput, menjadi kekuatan utama yang memperkuat keyakinannya.
“Montasik adalah kampung halaman saya. Saya tahu ada calon lain di sini, tetapi saya optimis masyarakat Montasik akan melihat kesungguhan saya dalam membangun Aceh Besar,” ujar Sanusi.
Kampanye Sanusi bukan sekadar untuk meraih kemenangan politik, melainkan sebuah komitmen jangka panjang terhadap pembangunan Aceh Besar. Dukungan masyarakat dan tokoh lintas profesi memperkuat keyakinannya bahwa perubahan positif untuk Montasik dan Aceh Besar dapat terwujud.
“Kemenangan bagi Musannif Bersama Sanusi (MBS) adalah soal menjaga amanah dan mewujudkan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat Aceh Besar,” tegas Sanusi.