SABANG – Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kota Sabang, Edi Suharto menegaskan komitmen serius Pemerintah Kota dalam mengatasi stunting. Langkah konkret dilakukan melalui intensifikasi program Gerakan Untuk Anak Sehat (Geunseh) dan berbagai inisiatif lainnya.
“Kami sangat memperhatikan perkembangan anak untuk memastikan generasi mendatang cerdas,” ungkap Edi Suharto, Senin (18/12/2023).
Edi menjelaskan, Geunaseh merupakan program penanganan malnutrisi dan stunting yang dimulai sejak 8 April 2019, khusus ditujukan untuk anak-anak Sabang usia 0-5 tahun dan ibu menyusui. Setiap bulannya, mereka mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp 140 ribu, mencakup 18 titik gampong di Sabang.
Pada 2023, data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGMB) mencatat penurunan kasus stunting dari 411 (12%) menjadi 320 (10%) pada November.
Edi menjelaskan, Pemerintah Kota tidak hanya fokus pada Geunaseh, melainkan juga mendorong partisipasi masyarakat dalam imunisasi di Posyandu. Tujuannya untuk memantau tumbuh kembang anak. Tim Percepatan Penurunan Stunting juga aktif memastikan bantuan uang diarahkan pada pembelian barang sesuai ketentuan.
“Dalam upaya edukasi, terdapat dapur sehat di Sabang, mendukung ibu-ibu untuk memasak makanan sehat yang disukai anak. Edukasi, praktik, dan pemantauan terus diterapkan, dan ini disambut baik oleh warga,” tambah Edi.
Dikatakannya, saat ini Pemko Sabang juga telah menerapkan program Bapak Asuh Anak stunting (BAAS), guna mendorong percepatan penanganan dan pencegahan stunting di Kota Sabang.
Sementara dari Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana melalui Puskesmas juga telah banyak melakukan upaya, seperti melaksanakan program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, hingga pembinaan dalam pemberian PMT kepada anak.
“Dinas Kesehatan melalui Puskesmas, kami melaksanakan program PMT Pemulihan, yang secara berkala diberikan selama 90 hari memberikan makanan bergizi dan cukup proteinnya untuk anak-anak stunting,” ucapnya.
Edi berharap, melalui seluruh program yang telah digalakkan Pemko Sabang tersebut, dapat menurunkan angka stunting Kota Sabang. Masyarakat Juga dihimbau agar dapat selalu menerapkan pola hidup sehat sejak masa kehamilan hingga pada masa usia emas anak.
Senada dengan hal itu, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan pihaknya terus berupaya menekan angka stunting di Kota Sabang. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan meningkatkan kapasitas Tim percepatan penurunan Stunting (TPPS), khususnya yang berada di gampong-gampong.
“Karena TPPS gampong itu yang paling dekat dengan masyarakat, peran mereka dalam proses percepatan penurunan stunting sangat penting. Jadi kapasitas dan tupoksi mereka perlu ditingkatkan,” kata Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi.
Dalam upaya ini, Dinas Kesehatan Kota Sabang juga telah menggelar rapat koordinasi dan peningkatan kapasitas TPPS gampong se-Kota Sabang, pada 5 Juli 2023 yang lalu. Kegiatan ini melibatkan para keuchik se-kota sabang, Camat, Ketua Rumah Desa Sehat (RDS), para Ketua TP-PKK gampong, koordinator P3MD, serta penyuluh keluarga berencana.
Reza Fahlevi menjelaskan salah satu pembaharuan strategi percepatan penurunan stunting adalah pendekatan keluarga, melalui pendampingan keluarga berisiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) masing-masing gampong yang sudah dibentuk oleh Dinas Kesehatan Kota Sabang.
“Kita harapkan peran tim pendamping keluarga yang sudah dibentuk ini, bisa memberikan kontribusi positif bagi gampong dalam mendorong penurunan stunting secara umum di Kota Sabang,” harapnya.
Reza Fahlevi menyebutkan angka stunting di kota tersebut terus menurun. Ia mengaku berkomitmen melakukan sejumlah langkah, meningkatkan pemahaman ibu-ibu terkait pemberian asupan gizi yang cukup kepada bayinya.
“Bahkan mulai dari ibu hamil itu juga penting. Kita harapkan angka itu bisa terus menurun,” ujarnya.
Reza menjelaskan sejauh ini Pemko Sabang melakukan berbagai pencegahan stunting. Seperti pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan imunisasi, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil (Antenatal Care), serta program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Upaya tersebut dilaksanakan dengan membangun sinergitas, baik di level forkopimda hingga ke gampong-gampong. Kemudian mengkampanyekan serta sosialisasi tentang stunting, makanan bergizi, peningkatan imunisasi, pemberian makanan tambahan, langkah peningkatan kampanye menyusui dan sebagainya.
Pj Wali Kota Sabang juga mengatakan optimalisasi peran para camat dan Bapak Asuh Stunting (BAAS) dalam penurunan stunting juga terus dilakukan, sembari pemerintah melakukan monitoring terhadap pemberian makanan bergizi menu 4 bintang terhadap anak stunting.
“Upaya ini akan terus kita evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana kasus stunting di kota Sabang,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, dalam upaya mencegah stunting pihaknya juga melakukan monitoring kelapangan untuk memastikan Pemberian Makan Tambahan (PMT) bagi anak-anak stunting, Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Balita Kurang Gizi terpenuhi dengan baik.
Menurut Reza Fahlevi, stunting dapat diatasi dengan berbagai upaya, salah satunya dengan PMT, tentu kedepannya secara bertahap kasus stunting akan terus berkurang.
“Kita selalu memantau dan menjamin gizi yang diberikan kepada anak-anak sabang sudah terpenuhi. Bekerja sama dengan PKK gampong, dan puskesmas setempat, makanan sudah dipersiapkan sedemikian rupa dengan gizi yang cukup, yang kemudian kita berikan kepada anak-anak stunting dan gizi buruk,” ujar Reza Fahlevi (ADV).