Pringsewu, Hariandaerah.com – Ada ada saja kelakuan birokrasi kita ini. Di tengah polemik seleksi direksi dan komisaris BUMD PT Pringsewu Jaya Sejahtera yang makin panas kayak tutup magic com dibuka paksa, muncul satu momen yang bikin publik ketawa sambil gigit jari: PDF pengumuman resmi seleksi yang katanya penting banget… malah nongolnya setelah berita rame.
Iya, setelah berita sebelumnya bikin gempar dunia maya dan dunia nyata, tiba tiba muncul PDF misterius. Sekilas mirip pengumuman biasa, tapi momennya bikin curiga. Lah, kok baru muncul sekarang? Emangnya PDF nya nunggu ilham turun dari langit?
Salah satu tokoh masyarakat Pringsewu yang minta identitasnya disamarkan karena katanya takut dipanggil ngopi bareng “yang punya kuasa” berkomentar dengan gaya sok sok akademik.
“Kalau kita analisis secara semiotik filosofis, munculnya dokumen PDF pasca viral itu menandakan satu hal penting: keberadaan negara kadang seperti unicorn katanya ada, tapi baru kelihatan pas ada kamera,” ujarnya sambil ngunyah permen karet.
Tokoh ini juga menambahkan, dokumen penting kayak hasil seleksi BUMD seharusnya bisa diakses publik sejak awal, bukan baru muncul setelah semua orang heboh kayak emak emak nemu bon pulsa dobel.
“Ini bukan transparansi, ini transparan sesudah diteriakin,” katanya serius tapi tangannya sibuk scroll TikTok.
Yang bikin ngakak adalah cara kemunculan dokumen itu. Tiba tiba menyebar di grup WA. Judulnya formal, tapi isinya… yah, nampol juga sih. Nama nama yang sebelumnya diduga titipan, ternyata beneran lolos. Yang awalnya “cuma rumor”, malah jadi kenyataan. Netizen pun auto komentar: “Nah tuh kan, sesuai spoiler!”
Salah satu warga malah nyeletuk: “Ini seleksi atau sinetron? Jalan ceritanya bisa ditebak, aktornya itu itu juga.”
Setelah Media Nyorot, Semua Langsung Gercep: Kucing Kucingan Berakhir, Semua Jadi Kocar Kacir. Saking paniknya, penyebaran PDF itu mirip sirine patroli, muncul di mana mana dalam waktu bersamaan.
Saking buru burunya, kata narasumber: “Saya kira tadi PDF nya hasil scan kertas gorengan, cepet banget nyebarnya. Ini kayak pas razia helm, semua langsung nyari topi walau dipake kebalik.”
Apa pelajaran dari semua ini? Gampang: jangan main umpet umpetan sama publik. Di zaman digital, sembunyiin informasi itu kayak nutup gorengan di warung, tetep aja ketahuan baunya.
Dan kalau setiap kritik publik harus duluan keluar sebelum dokumen resmi nongol, itu artinya kita bukan lagi hidup di negara hukum. Kita lagi main kucing kucingan antara pejabat dan kenyataan.
PDF itu akhirnya muncul juga. Tapi bukan karena niat baik, tapi karena panik. Karena media udah keburu nyorot. Karena rakyat udah keburu ngedumel. Dan akhirnya, semua jadi kocar kacir kayak staf kantor kelabakan nyari map merah yang ilang pas mau inspeksi.
“Kami masih menunggu, jangan jangan habis ini bukan cuma PDF yang muncul, tapi klarifikasi panjang lebar di kertas HVS bolak balik ukuran 3 folio. Yang penting jangan lupa… publik makin cerdas, dan jangan coba coba lagi main kucing kucingan sama logika, ” tutup Sumber.
Penulis: Davit Segara