ACEH UTARA – Yayasan Talenta Samudera Pasai mengadakan program ziarah sejarah ke makam Samudra Pasai dan Ratu Nahrasyiyah di Kecamatan Samudera, Aceh Utara pada Jum’at, (29/03/2024). Program ini bertujuan untuk memperkaya pengetahuan masyarakat tentang sejarah dan budaya Aceh, terutama mengenai masa kejayaan Kerajaan Samudra Pasai dan peran penting Ratu Nahrasyiyah.
Tgk Marzuki, petugas di makam Malikussaleh, menjelaskan tentang Sultan Malikussaleh, pendiri dan raja pertama Kesultanan Samudera Pasai yang berdiri pada tahun 1276 M. Kerajaan ini menjadi pusat perniagaan dan pengembangan Islam di Nusantara dan Asia Tenggara pada zamannya.
Sejarah mencatat bahwa putri Sultan Malikussaleh menikah dengan Sultan Aceh ke-13, Sultan Alaidin Riayat Syah Al-Qahar, yang mempersatukan Kesultanan Samudera Pasai dengan Kerajaan Aceh Darussalam. Namun, kejayaan Samudera Pasai berakhir saat diserang oleh Portugis pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin Malikul Zahir.
Program ziarah ini mendapat respon positif dari masyarakat. Selain kunjungan ke makam, peserta juga mendapatkan penjelasan dan ceramah mengenai sejarah, makna, dan hikmah dari perjalanan hidup Malikussaleh di Samudera Pasai.
Dr. Yanita, SE, MM, Pembina Talenta, menyatakan, “Banyak makam dan masjid peninggalan tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Indonesia yang menjadi objek wisata ziarah, termasuk makam Sultanah Nahrisyah.”
Sultanah Nahrisyah, penguasa Kerajaan Pasai, merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Pada kunjungan ziarah, rombongan juga mengunjungi makam Sultanah Nahrisyah yang indah dengan peninggalan sejarah yang kaya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua Talenta Desria Mayang Sari, S.Sos.M.Si, Bendahara Syukriah, ST, Sekretaris Sri Sapta Murniati, SP, dan Pengawas Atmapepasni, Apt.
Makam Sultanah Nahrisyah, yang merupakan salah satu makam terindah, menunjukkan keagungan dan kebesaran sejarah Kerajaan Pasai. Penulisan pada makam tersebut menggambarkan kehormatan dan keabadian Ratu Nahrisyah dalam sejarah.