Iklan Diskopukm Aceh
Iklan Diskopukm Aceh

Zaki Iskandar Luruskan Informasi Liar Terkait PSN dan PIK 2 adalah Dua Proyek Berbeda

Zaki Iskandar Luruskan Informasi Liar Terkait PSN dan PIK 2 adalah Dua Proyek Berbeda IMG 20250119 WA0001
Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ahmed Zaki Iskandar.

TANGERANG – Beberapa waktu terakhir ini, Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kawasan pesisir pantai utara Kabupaten Tangerang menuai reaksi pro dan kontra ditengah masyarakat. Banyak pihak yang beranggapan bahwa seluruh proyek PIK 2 sebagai PSN.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ahmed Zaki Iskandar meluruskan persepsi dan informasi terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) Tropical Coastland yang lokasinya bersebelahan dengan PIK 2.

Mantan Bupati Tangerang dua Periode tersebut menjelaskan, Pemerintah melalui Permenko Nomor 6 tahun 2024 telah menetapkan 223 Proyek Strategis Nasional, dan dari 223 PSN tersebut sebanyak 49 diantaranya langsung dikelola oleh hasil investasi swasta dengan tidak mengandalkan bantuan anggaran pendapatan belanja negara (APBN).

Kemudian pada 24 Maret 2024, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kembali menetapkan 14 PSN baru di berbagai sektor. Antara lain 8 kawasan industri, 2 kawasan pariwisata, 2 jalan tol, 1 kawasan pendidikan, riset, dan teknologi kesehatan, serta 1 proyek Migas lepas pantai.

Dari 14 PSN baru tersebut salah satu di antaranya berada bersebelahan dengan kawasan PIK 2, yakni pengembangan Green Area dan Eco-City yang dinamai Tropical Coastland.

BACA JUGA:  Presiden Resmikan Proyek Energi Tangguh di Papua Barat, Tingkatkan Produksi Gas

“Artinya persepsi bahwa seluruh PIak sebagai PSN kurang tepat. Karena, kawasan PSN yang dimaksud pemerintah hanya sebagian kecil saja bersebelahan dengan kawasan pengembangan PIK 2,” terang Zaki kepada wartawan, Minggu (19/1/2025).

Zaki lanjut menjelaskan, pengembangan Green Area dan Eco-City sebagai PSN pemerintah menggunakan lahan seluas 1.756 hektar dari total luas lahan PIK 2 sebesar lebih kurang 30.000 hektar.

Luasan hutan lindung mangrove tersebut kini telah menyusut menjadi hanya sekitar 91 hektare akibat abrasi dan perubahan fungsi lahan, dengan dijadikan sebagai lahan PSN diharapkan dapat melakukan revitalisasi seluas 515 hektare.

“Jadi PSN bukan merusak hutan lindung mangrove yang ada. Tetapi merevitalisasi dan menambah yang sebelumnya 91 hektare menjadi 515 hektare,” katanya.

Zaki mengungkapkan bahwa pembiayaan Tropical Coastland juga tak menggunakan APBN, melainkan diperoleh dari dana non APBN, seperti investor swasta. Tercatat, Tropical Coastland sudah memperoleh investasi Rp65 triliun. Diharapkan, pembangunan proyek ini juga akan memberikan efek ganda ke kehidupan ekonomi dan sosial di sekitar kawasan.

Secara garis besar, PSN Tropical Coastland terbagi dalam lima zona pembangunan;

Pertama, zona pembangunan A. Zona ini berisikan proyek taman tematik Bhineka seluas 14,3 hektar yang mempresentasikan keberagaman Indonesia. Dengan rencana investasi Rp2,5 triliun, lahan Zona A akan dibangun juga masjid, kawasan wisata, dan taman terbuka umum. Proyek direncanakan akan selesai tahun 2030.

BACA JUGA:  Pj Sekda Aceh Ikut Rakor Percepatan Pelaksanaan PSN Penyediaan Lahan bagi Mantan Kombatan GAM

Kedua, zona pembangunan B yang terdiri dari kebun binatang safari, danau, dan pantai seluas 54 hektar. Proyek yang akan memakan investasi Rp1,6 triliun ini akan sepenuhnya selesai pada 2030.

Pada zona pembangunan ketiga atau zona C, proyek Tropical Coastland akan berfokus pada keberadaan mangrove dan proyek olahraga. Di atas lahan 77 hektar, akan berdiri 3 kawasan mangrove skala besar dan pusat olahraga berkuda polo. Dengan target investasi Rp1,7 triliun, proyek akan selesai pada 2030.

Zona keempat proyek ini adalah zona D. Di Zona D akan ada satu proyek, yakni sirkuit internasional yang direncanakan akan menarik investasi sebesar Rp6 triliun.

Zona kelima atau zona E. Zona ini akan berada di atas lahan 687 hektar dan ditargetkan akan mendapat investasi Rp26 triliun. Nantinya, akan dibangun olahraga ekstrim, wisata eco-tourism dan edukasi, dan resort cottage.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *