Iklan Diskopukm Aceh
Iklan Diskopukm Aceh

Mantan Pj Bupati Aceh Besar: Masa Preman Sudah Berlalu, Ini Saatnya Perubahan

Aceh
Paslon bupati dan wakil bupati Aceh Besar, Tgk H. Musannif dan Ir. Sanusi, MM (MBS), nomor urut 4, di Dayah Istiqamatuddin Syababul Mu’arrif, Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya (KBJ), yang berlangsung pada Selasa (5/11/2024). (Foto: Ist).

ACEH BESAR – Dalam acara silaturahmi dan penguatan tim pasangan calon bupati dan wakil bupati Aceh Besar, Tgk H. Musannif dan Ir. Sanusi, MM (MBS), nomor urut 4, di Dayah Istiqamatuddin Syababul Mu’arrif, Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya (KBJ), yang berlangsung pada Selasa (5/11/2024).

Mantan Pj Bupati Aceh Besar tahun 2004-2005, Drs. H. Rusli Muhammad, memberikan pesan tegas. Ia menyatakan, “Ini bukan zamannya preman, ini masa perubahan. Masa preman sudah berlalu, kini Aceh sudah damai.”

Dalam orasinya, Rusli Muhammad yang juga pernah menjabat sebagai camat di tiga kecamatan di Aceh Besar, mengingatkan pentingnya menghindari politik transaksional yang merugikan masyarakat.

BACA JUGA:  OBH RJWG Sosialisasikan Program BPHN Mengasuh di SMA Negeri 1 Ingin Jaya

“Paling bahaya adalah masyarakat yang berpikir, ‘Toh djang jok peng, nyan ta pileh.’ Politik transaksional hanya merugikan masyarakat, sementara yang kita butuhkan adalah pemimpin yang dapat membawa perubahan sejati,” ujarnya dengan tegas.

Rusli juga mengapresiasi sosok Musannif sebagai calon pemimpin yang mampu merangkul semua pihak, termasuk pejabat senior Aceh masa lalu, dan membawa Aceh Besar menuju perubahan yang profesional.

BACA JUGA:  30 Wajib Pajak Terima Penghargaan, Ini Harapan Pj Walikota Banda Aceh

“Aceh Besar harus dipimpin oleh orang yang berpengalaman dan ahli di bidangnya. Jika tidak, tunggulah kehancurannya,” tegasnya, mengkritik praktik penempatan individu tanpa kualifikasi di posisi penting.

Wakil calon bupati, Ir. Sanusi, juga memberikan pesan moral kepada masyarakat untuk menghindari politik uang. “Jangan tertipu dengan uang seratus ribu, yang kalau dibagikan lima tahun sekali, berarti hanya 55 rupiah per hari. Kita harus keluar dari lingkaran setan itu untuk memajukan Aceh Besar,” ujar Sanusi, menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk perubahan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Minta izin dulu ke hariandaerah.com