Iklan Diskopukm Aceh
Iklan Diskopukm Aceh

Marliya Guru Akidah dan Akhlak, Dua Dekade Mengabdi di Pedalaman Aceh Timur

IMG 20250730 203318
Marliya, guru akidah dan akhlak saat mengajar di salah satu kelas MTSS Al Ikhlas, Gampong Alue Sentang, Kecamatan Birem Bayeun. (Foto:hariandaerah.com/dok)

“Ibu dari 4 orang anak ini berharap kepada para pemegang kebijakan agar lebih memperhatikan dan menghargai nasib tenaga pendidik di daerah terpencil, sehingga diberikan kemudahan untuk dapat diangkat sebagai ASN atas perjuangan dalam dunia pendidikan”

Kisah Marliya, seorang guru honorer yang mengajar akidah dan akhlak di Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTSS) Al Ikhlas, Gampong Alue Sentang, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.

Marliya yang sudah 20 tahun lebih atau dua dekade mengabdikan di pedalaman Aceh Timur ini telah menjadi teladan bagi banyak orang, khususnya dalam dunia pendidikan. Namun ia belum diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Awal Karir Marliya, Sang Guru Akidah dan Akhlak

‎Karier Marliya sebagai pengajar dimulai pada tahun 2005, ketika ia mulai mengajarkan mata pelajaran Akidah dan Akhlak, meskipun dirinya masih berstatus sebagai seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi agama negeri di Kota Langsa.

‎Marliya, yang lahir pada 20 Juli 1983, merupakan penduduk asli desa tempat ia mengajar. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Alue Sentang pada tahun 1996, melanjutkan ke SMPN 1 Rantau Selamat hingga tahun 1999, dan akhirnya menamatkan pendidikan menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Langsa.

BACA JUGA:  Peningkatan Kapasitas Operator VTS Kerja Sama Indonesia-China

‎Kesungguhannya dalam menempuh pendidikan terlihat jelas ketika akhirnya ia berhasil menyandang gelar sarjana Pendidikan Agama Islam dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa (sekarang IAIN Langsa) pada tahun 2009. Kini, Marliya yang telah berstatus sebagai ibu dari empat anak tinggal bersama keluarganya di Gampong Paya Bujok Seuleumak, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa.

IMG 20250730 203352
Tangkapan layar data personal (Fortopolio) Marliya, Rabu (30/07/2025).

‎Semangat yang pantang menyerah terlihat dari pengakuannya bahwa jarak puluhan kilometer antara rumahnya dan lokasi tempat ia mengajar tidak pernah menjadi alasan untuk melemahkan dedikasi terhadap profesinya. Dengan niat tulus, ia terus berjuang untuk membangun Akidah dan Akhlak peserta didiknya.

‎Meskipun masih berstatus sebagai tenaga honorer, Marliya tetap memegang teguh cita-citanya. Ia percaya bahwa pendidikan adalah fondasi penting dalam membentuk generasi penerus yang berakhlak mulia dan mampu membawa perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik.

‎Semangat dan filosofi ini telah ia pelajari sejak kecil, sewaktu duduk di bangku sekolah dasar. Bagi Marliya, pendidikan bukan hanya soal nilai dan prestasi akademik, tetapi juga tentang pembentukan karakter melalui ajaran budi pekerti yang baik.

BACA JUGA:  HKTI Gandeng Perusahaan Malaysia Demi Tingkatkan Produksi Karet Indonesia

‎Ia menyampaikan pandangannya pada Rabu 30 Juli 2025, bahwa pendidikan harus terus menjadi prioritas utama untuk menciptakan kehidupan yang bermartabat. “Saya selalu diajarkan bahwa pendidikan itu sangat penting, bukan hanya dari nilai dan angka-angka saja, tetapi juga dari akhlak dan perilaku kebaikan yang ditanamkan melalui proses belajar,” ucap Marliya.

‎Walaupun belum menyandang status Aparatur Sipil Negara (ASN), Marliya telah lulus sertifikasi guru di bawah Kementerian Agama pada tahun 2011. Ia menyatakan sertifikasi tersebut memberikan motivasi tambahan untuk terus menjalani profesinya dengan sepenuh hati.

‎“Alhamdulillah, itu menjadi penyemangat saya untuk terus menjalankan profesi ini dengan penuh keikhlasan,” ungkapnya penuh rasa syukur.

‎Di akhir pembicaraan, Marliya menyampaikan harapan besar kepada para pemegang kebijakan agar lebih memperhatikan nasib tenaga pendidik di daerah terpencil. Ia berharap agar mereka diberikan kemudahan untuk dapat diangkat sebagai ASN sehingga perjuangan mereka dalam dunia pendidikan bisa dihargai dengan lebih baik.

Penulis: Chairul, wartawan cyber (online)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *