Iklan Diskopukm Aceh
Iklan Diskopukm Aceh

Pro Putin Dukung Palestina, Nyatakan Siap Perang Lawan Israel

palestina
Pemimpin wilayah Chechnya Rusia, Ramzan Kadyrov, (Kiri) Vladimir Vladimirovich Putin (kanan). (Foto: Screenshoot You Tube Tribun-Timur).

JAKARTA – Pasca pecahnya perang antara Israel dengan kelompok Hamas, Palestina, Pemimpin wilayah Chechnya Rusia, Ramzan Kadyrov, telah menyatakan dukungannya terhadap rakyat Palestina. Hal ini disampaikannya dalam akun Telegram, Senin (9/10/2023) sebagaimana dikutip cnbcindonesia.com.

Dalam pernyataannya, Kadyrov memohon “kepada komunitas internasional” untuk menyerukan solusi damai terhadap konflik tersebut. Ia mengatakan Republik Chechnya siap untuk menyediakan unitnya sendiri sebagai “pasukan penjaga perdamaian” jika diperlukan.

“Saya mengimbau kepada masyarakat internasional agar setidaknya mereka dapat mengambil keputusan yang adil mengenai situasi di Palestina setidaknya sekali,” tulis Kadyrov dalam akun Telegram-nya, dikutip Newsweek.

“Saya mengimbau para pemimpin negara-negara Muslim untuk membentuk koalisi dan menyerukan kepada mereka yang Anda sebut sebagai teman, Eropa dan seluruh Barat, agar mereka tidak mengebom warga sipil dengan dalih menghancurkan militan.”

Kadyrov melanjutkan dengan menegaskan bahwa pihaknya mendukung Palestina, Ia juga menjabarkan bahwa dirinya memahami provokasi yang dilakukan oleh sekelompok warga Israel terhadap Umat Islam.

“Kami mendukung Palestina dan kami menentang perang ini, yang tidak seperti konflik lainnya, dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar.”

“Saya sendiri pernah ke Israel. Dan delegasi damai kami mengalami upaya provokasi terang-terangan secara langsung. Oleh karena itu, saya menyerukan penghentian perang dan segala bentuk eskalasi situasi. Jika perlu, unit kami siap bertindak sebagai pasukan penjaga perdamaian untuk memulihkan ketertiban dan melawan pembuat onar,” tambah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu.

Pada Sabtu pagi, serangan roket diluncurkan ke wilayah Israel dari Jalur Gaza oleh kelompok pejuang Hamas. Sinyal alarm berbunyi terus menerus di banyak wilayah di seluruh negeri, termasuk wilayah Tel Aviv dan sekitarnya.

BACA JUGA:  Setelah Ratu Elizabeth Meninggal, Siapa Penerus Tahta Inggris?

Sebagai tanggapan, Tel Aviv memulai operasi militer yang dinamakan “Pedang Besi”. Beberapa media melaporkan Tentara Israel telah melancarkan serangan ke Jalur Gaza setelah tembakan roket besar-besaran dari daerah Palestina.

Sayap gerakan Palestina Hamas mengeluarkan pernyataan bahwa selama operasi di Israel mereka menangkap sekitar 35 tentara dan pemukim Israel. Hamas mengungkapkan operasi serangan ini merupakan respons terhadap aktivitas agresif Israel terhadap salah satu situs paling suci Islam, Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem.

Rusia sendiri sejauh ini menganggap eskalasi konflik di wilayah itu sebagai konsekuensi dari ketidakpatuhan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia, Maria Zakharova, perlu ada cara-cara politik dan diplomatik.

“Ini (dapat diselesaikan) melalui pembentukan proses negosiasi penuh mengenai perjanjian internasional yang mengatur pembentukan negara Palestina merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur, hidup damai dan aman dengan Israel,” katanya.

Rusia juga melihat eskalasi besar-besaran dalam konflik Palestina-Israel sebagai muara dari kesalahan Barat, yang diketahui selalu memblokir beberapa resolusi di PBB terkait Timur Tengah.

“Kami menganggap eskalasi situasi dalam skala besar saat ini sebagai manifestasi lain yang sangat berbahaya dari lingkaran setan kekerasan, yang merupakan konsekuensi langsung dari ketidakpatuhan sistemik terhadap resolusi relevan PBB dan Dewan Keamanannya serta pemblokiran oleh pihak Barat atas kerja kuartet mediator internasional Timur Tengah yang terdiri dari Rusia, AS, UE, dan PBB,” pungkasnya.

Konflik antara Palestina dan Israel di wilayah Jalur Gaza meletus menyusul ketegangan yang terjadi setelah penutupan pintu masuk dan keluar di wilayah tersebut pada beberapa waktu sebelumnya. Dalam konflik tersebut, Perdana Menteri Israel Netanyahu telah menyatakan perang terbuka terhadap Palestina.

BACA JUGA:  Pemerintah Indonesia Berupaya Evakuasi WNI dari Gaza Konflik Israel-Palestina

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina pada Sabtu (7/10/2023) mengatakan bahwa mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina adalah satu-satunya jaminan terhadap perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan, dikutip dari kantor berita Palestina WAFA.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menyatakan mereka telah berulang kali memperingatkan bahwa jika konflik Israel-Palestina tidak diselesaikan dan rakyat Palestina tidak diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri, maka akan ada konsekuensi yang serius.

“Kami juga telah memperingatkan konsekuensi dari provokasi dan serangan yang dilakukan setiap hari, terorisme yang terus berlanjut oleh para pemukim dan pasukan pendudukan Israel, serta penggerebekan terhadap Masjid Al Aqsa dan situs-situs suci Kristen dan Islam,” tulisnya.

Pernyataan itu disampaikan atas respons kondisi saat ini ketika Israel sedang melancarkan serangan ke Jalur Gaza. Serangan tersebut dilakukan sebagai balasan atas rentetan roket yang diluncurkan pasukan pejuang Palestina ke wilayah Israel pada Sabtu pagi waktu setempat.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan balik Israel meningkat menjadi 232.

Israel melakukan serangan balik besar-besaran setelah pejuang Hamas menembakkan sekitar 3.000 roket ke wilayahnya.

“Rumah sakit di Jalur Gaza sejauh itu telah menerima 232 korban jiwa dan 1.697 orang dengan berbagai luka akibat agresi Israel,” kata kementerian yang dikelola Hamas dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP, Minggu (8/10/2023).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *