Iklan Diskopukm Aceh
Iklan Diskopukm Aceh

Permintaan Pilu Santri Sebelum Meninggal Dianiaya Oleh Rekannya: “Sini Jemput, Aku Takut Ma!”

Korban
Korban Penganiayaan. (Foto: Nurmansyah)

LHOKSEUMAWE – Peristiwa pilu mengguncang ketenangan di pondok pesantren di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ketika seorang santri, Bintang Balqis Maulana (14), tewas setelah diduga dianiaya oleh empat rekannya. Kabar tragis ini terungkap setelah keluarga curiga dengan kondisi jenazah korban yang tiba di rumah duka.

Tangis histeris keluarga pecah saat jenazah Bintang tiba di rumah duka di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Mengetahui hal itu, pihak ponpes mengaku langsung membawa jenazah ke Banyuwangi tanpa melaporkan ke polisi.

Namun, ketika tiba di rumah duka, keluarga tidak percaya atas penyebab kematian korban. Pihak ponpes sebelumnya menyatakan Bintang meninggal karena terpeleset di kamar mandi.

BACA JUGA:  Polisi Amankan Tujuh Terduga Penjudi Online di Banda Aceh, Dua Lokasi Berbeda

Curiga muncul lantaran tubuh Bintang memiliki luka lebam hingga bekas sundutan rokok. Suyanti (38), ibu korban, membenarkan bahwa anaknya sempat meminta dijemput dengan pesan yang menyiratkan ketakutan.

Namun, Suyanti tidak dapat menjemput Bintang dengan cepat karena berada di Bali untuk bekerja bersama kakak korban. Ia hanya meminta Bintang untuk bersabar dan menunggu hingga Ramadan tiba.

Bintang sempat mengeluh sakit, dan Suyanti mengirimkan uang untuk berobat serta menjanjikan membelikan motor agar anaknya semangat menimba ilmu di pondok pesantren.

BACA JUGA:  Peredaran 31 Kg Sabu Jaringan Internasional Berhasil Diungkap Polda Aceh

Suyanti tak kuasa menahan tangisnya lantaran anaknya berakhir meninggal dunia karena mendapatkan kekerasan di tempat yang seharusnya menjadi tempat mendapatkan ilmu. Polisi telah menetapkan keempat tersangka, MN (18), MA (18), AF (16), dan AK (17), untuk menjalani proses hukum atas perbuatan mereka. Kasus ini sedang ditangani oleh Polres Kediri Kota.

Polisi menduga adanya kesalahpahaman antara para pelaku dan korban, sementara penyidikan masih terus berlangsung dengan memeriksa sejumlah saksi dari lingkungan pondok pesantren maupun dokter yang menerima jenazah korban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *